SeputarIndonesia.tv || Surabaya, - Alhamdulillah, buku yang ke-75 telah terbit dengan judul, “Pembelajaran Model Kue Lapis: Mewujudkan Guru Profesional di Era Merdeka Belajar.”
Demikian disampaikan Drs. Najib Sulhan, MA. di penghujung bulan Ramadhan 1444 H, bapak yang kini telah dikaruniai lima anak ini bisa meluncurkan buku barunya. Buku yang mengangkat “Kue Lapis” sebagai model pembelajaran, Senin (17/4/2023).
Buku yang diluncurkan tersebut merupakan oleh-oleh dari proses pembelajaran short course di negara bagian Victoria Australia, khususnya yang dikembangkan di Melbourne University of Australia.
Meskipun sebenarnya kunjungan itu dilakukan beberapa tahun yang lalu, baru sempat ditulis tahun ini terkait dengan perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia, yaitu kurikulum merdeka yang memiliki kesamaan dengan model pembelajaran kue lapis.
Potensi, karakter, literasi menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan. Diharapkan konsep ini akan mewujudkan guru profesional di era merdeka belajar.
Buku yang diberikan dukungan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ir. Yusuf Masruh, MM. tersebut berisi lima bagian.
Bagian Pertama, Pendidikan Berbasis Bukti. Bagian Kedua, Berproses Menjadi Guru Profesional. Bagian Ketiga, Kepemimpinan Pendidikan. Bagian Keempat, Motivasi dan Persepsi. Bagian Kelima, Yang Merancuni otak untuk Tidak Bergerak.
Penulis sengaja menggunakan istilah pembelajaran model kue lapis. Mengingatkan masa kecil Ketika melihat ibunya membuat kue lapis. Untuk membuat kue lapis yang berhasil, adonan paling bawah harus dikuatkan dan dilanjutkan dengan adonan kedua. Begitu juga seterusnya sesuai dengan yang diinginkan.
Demikian juga dengan Pendidikan, maka perlu penguatan konsep secara berkelanjutan. Model pembelajaran berbasis bukti yang digagas di Melbourne University of Australia memiliki sepuluh langkah.
Diawali dengan menentapkan tujuan yang jelas. Dilanjut dengan memberikan informasi dan contoh yang penting. Menguatkan pemahaman baru melanjutkan materi berikutnya. Membuat rangkuman berbentuk infografis. Banyak berlatih dan mencoba.
Memberikan masukan kepada murid. Fleksibilitas dalam menggunakan waktu. Bekerjasama secara produktif. Menyampaikan strategi pembelajaran yang tepat. Diakhiri dengan menjaga meta-kognitif.
Buku tersebut juga berisi tentang proses menjadi guru profesional dengan mengedepankan To Be. Untuk bisa menjadi guru profesional, maka motivasi menjadi kekuatan yang dahsyat.
Selain itu menghindari racun otak yang menyebabkan guru tidak bergerak. Di era merdeka belajar, guru harus tergerak, dan terus bergerak untuk menggerakkan. Buku ini mendapatkan apresiasi dari Ketua Yayasan, Direktur Pendidikan, dan Kepala Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading yang berada di Jakarta.
Penulis : Najib/Yuda
COMMENTS